Hedonic Treadmill : Tulisan mantan Rektor ITB, Prof. Akhmaloka

Tulisan mantan Rektor ITB, Prof. Akhmaloka
--------------------------

Hedonic Treadmill

Pertanyaan :
Kenapa makin tinggi income seseorang , ternyata makin menurunkan arti / fungsi / peran uang dalam membentuk kebahagiaan ?

Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya , yang kemudian dikenal dengan nama : " hedonic treadmill ”.

Gampangnya , hedonic treadmill ini adalah seperti ini : 
Saat gajimu 5 juta , semuanya habis. | Saat gajimu naik 30 juta per bulan , eh... semua habis juga. 

Kenapa begitu ?
Karena harapan / ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik , sejalan dengan kenaikan penghasilanmu.

Dengan kata lain , nafsumu untuk membeli materi / barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu.

Itulah kenapa disebut hedonic treadmill : 
Seperti berjalan di atas treadmill , kebahagiaanmu tidak maju-maju !!!
Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan.
Saat income 10 juta/bulan , mau naik Avanza.
Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. | Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan , meski income makin tinggi.

Ada eksperimen menarik :
Seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.

Apa yang terjadi ?
6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar , level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah. | Itulah efek hedonic treadmill.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill ?
Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berujung ?
Terapkan lah gaya hidup yang bersahaja !!!

Sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi. | Mengubah orientasi hidup !!!

Makin banyak berbagi , semakin banyak memberi kepada orang lain , teruji justru semakin membahagiakan...!!! | Bukan - lah banyak mengumpulkan materi yang membuat kebahagiaanmu terpuaskan !!!

When enough is enough.
Kebahagiaan itu kadang sederhana misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas , memeluk anggota keluarga yang sehat , tersenyum memulai hari hari , berbagi peduli memberi makna dan manfaat terhadap sesamanya , menyapa dan mengasih tip ke tukang sampah , lanjut membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas berdzikir , berbakti untuk bangsa dan agama , maka betapa indahnya hidup ini !!!

Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya Saudaraku dan Sahabatku serta Temenku.
“ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu "
" Sampai kamu masuk ke dalam kubur "
" Janganlah begitu , kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).”
(QS al-Takâtsur [102]: 1-3).
" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir "
" Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah , dan apabila ia mendapat kebaikan ia semakin kikir ”. (QS al-Mârij [70] : 19-21).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“ Kekayaan itu bukanlah lantaran banyak harta bendanya , akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan jiwa dan ketentraman jiwa ". (HR al-Bukhari).

Semoga bisa paham setelah keluar dijalan Allah ...
Barakallahu lahum 
Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hedonic Treadmill : Tulisan mantan Rektor ITB, Prof. Akhmaloka"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan Baik sesuai dengan Topik Pembahasan, tidak dibenarkan berkomentar mengandung SARA